makam sekumpul martapura kalsel


Hasil gambar untuk makam sekumpul

Karomah, Karya Tulis dan Wasiat Guru Ijai

Karomah- Karomahnya

Ø Ketika beliau masih tinggal di Kampung Keraton, biasanya setelah selesai pembacaan maulid, beliau duduk-duduk dengan beberapa orang yang masih belum pulang sambil bercerita tentang orang-orang tua dulu yang isi cerita itu untuk dapat diambil pelajaran dalam meningkatkan amaliyah. Tiba-tiba beliau bercerita tentang buah rambutan, pada waktu itu masih belum musimnya; dengan tidak disadari dan diketahui oleh yang hadir beliau mengacungkan tangannya ke belakang dan ternyata di tangan beliau terdapat sebuah buah rambutan yang masak, maka heranlah semua yang hadir melihat kejadian akan hal tersebut. Dan rambutan itupun langsung beliau makan.

Ø Ketika beliau sedang menghadiri selamatan dan disuguh jamuan oleh shahibul bait maka tampak ketika itu makanan tersebut hampir habis beliau makan, namun setelah piring tempat makanan itu diterima kembali oleh yang melayani beliau, ternyata makanan yang tampak habis itu masih banyak bersisa dan seakan-akan tidak di makan oleh beliau.

Ø Pada suatu musim kemarau yang panjang, di mana hujan sudah lama tidak turun sehingga sumur-sumur sudah hampir mengering, maka cemaslah masyarakat ketika itu dan mengharap agar hujan bisa turun. Melihat hal yang demikian banyak orang yang datang kepada beliau mohon minta doa beliau agar hujan segera turun, kemudian beliau lalu keluar rumah dan menuju pohon pisang yang masih berada di dekat rumah beliau itu, maka beliau goyang goyangkanlah pohon pisang tersebut dan ternyata tidak lama kemudian, hujan pun turun dengan derasnya.

Ø Ketika pelaksanaan Haul Syekh Muhammad Arsyad yang ke 189 di Dalam Pagar Martapura, kebetulan pada masa itu sedang musim hujan sehingga membanjiri jalanan yang akan dilalui oleh 'Alimul 'allamah Al 'Arif Billah Asy Syeikh H. M. Zaini Abd. Ghani menuju ke tempat pelaksanaan haul tersebut, hal ini sempat mencemaskan panitia pelaksanaan haul tersebut, dan tidak disangka sejak pagi harinya jalanan yang akan dilalui oleh beliau yang masih digenangi air sudah kering, sehingga dengan mudahnya beliau dan rombongan melewati jalanan tersebut; dan setelah keesokan harinya jalanan itupun kembali digenangi air sampai beberapa hari.

Ø Banyak orang-orang yang menderita sakit seperti sakit ginjal, usus yang membusuk, anak yang tertelan peniti, orang yang sedang hamil dan bayinya jungkir serta meninggal dalam kandungan ibunya, sernuanya ini menurut keterangan dokter harus di operasi. Namun keluarga mereka pergi minta do'a dan pertolongan. 'Allimul'allamah 'Arif Billah Asy Syekh H. M. Zaini Abd. Ghani. Dengan air yang beliau berikan kesemuanya dapat tertolong dan sembuh tanpa di operasi.


Karya tulis beliau adalah :
1. Risalah Mubarakah.
2. Manaqib Asy-Syekh As-Sayyid Muharnmad bin Abd. Karim Al-Qadiri Al Hasani As Samman Al Madani.
3. Ar Risalatun Nuraniyah fi Syarhit Tawassulatis Sammaniyah.
4. Nubdzatun fi Manaqibil Imamil Masyhur bil Ustadzil a'zham Muhammad bin Ali Ba-'Alwy.

Wasiat Tuan Guru K.H. M. Zaini Abdul Ghoni
1. Menghormati ulama dan orang tua,
2. Baik sangka terhadap muslimin,
3. Murah hati,
4. Murah harta,
5. Manis muka,
6. Jangan menyakiti orang lain,
7. Mengampunkan kesalahan orang lain,
8. Jangan bermusuh-musuhan,
9. Jangan tamak / serakah,
10. Berpegang kepada Allah, pada Qobul segala hajat,
11. Yakin keselamatan itu pada kebenaran.

Wasiat Guru Sekumpul,
Renungan Untuk Bangsaku
DARI hari ke hari, bangsa Indonesia terpuruk dan terus terpuruk. Bencana yang seakan silih berganti, susul-menyusul dengan mewabahnya berbagai penyakit mematikan, seakan tak bosan menghampiri bangsa ini.

Sementara perubahan yang diharapkan terjadi di berbagai bidang kehidupan, bukannya membawa ke arah perbaikan, sebaliknya makin memperburuk kondisi bangsa, menyulitkan dan menambah penderitaan rakyat, terutama mereka yang berada di strata bawah.

Apa sekarang yang tidak sulit didapat rakyat? Jika dulu hanya minyak tanah yang harus antre, kini solar yang sebagian besar untuk industri dan membantu menggerakkan roda perekonomian, disusul premium (bensin) yang dibutuhkan secara langsung oleh lebih 50 persen masyarakat _bahkan hampir 100 persen masyarakat Indonesia secara tidak langsung bergantung pada bensin_ juga semakin langka dan sulit didapat.

Jika minyak tanah yang sulit, silakan bilang itu hanya untuk masyarakat menengah bawah. Tapi jika kemudian kelangkaan BBM itu juga terjadi pada kalangan industri dan kemudian masyarakat menengah ke atas, apakah ini artinya sebuah indikasi bangsa ini menuju pada pemerataan kemiskinan? Bukan pemerataan kesejahteraan?
Previous
Next Post »